Rabu, 08 Februari 2012

PayPal Membuktikan Betapa Terbelakangnya Perbankan Kita

Bagi sebagian orang, jasa akun perbankan elektronik PayPal sudah tidak asing lagi. Namun, banyak orang bisa jadi belum pernah dengar. Tragisnya, pihak perbankan kita justru termasuk golongan yang kedua.
Buat mereka, membicarakan PayPal seperti membicarakan kemungkinan hidup di Mars.

Saya punya kisah soal ini. Biasanya, terkait transaksi dengan mitra di luar negeri, saya menggunakan kartu kredit dan akun bank lokal sebagai sarana. Belakangan, saya mencoba akun PayPal untuk mengurangi risiko mengumbar nomor kartu kredit ke banyak vendor. Sekaligus untuk mempermudah dan mempercepat penerimaan dana dari mitra di luar negeri.

Untuk meyakinkan keabsahan PayPal, saya coba bertanya ke Bank Indonesia melalui email. Jawabannya melegakan: cukup aman, dengan indikasi penerbit kartu kredit berkelas internasional seperti Visa dan MasterCard bisa menerima transaksi lewat akun tersebut. Selain itu, sudah banyak perusahaan multinasional yang menggunakannya, tak terkecuali Yahoo!.

Akhirnya, dengan yakin, saya membuka akun di PayPal — perusahaan yang berdiri pada tahun 1998 — dan menjadikannya rekening penerimaan untuk dana dari mitra di luar negeri. Ketika ada dana masuk, ternyata masih ada satu pertanyaan tersisa. Bagaimana cara saya mencairkan dananya?

Saya bertanya ke bank lokal tempat saya memiliki rekening: Mandiri dan CIMB Niaga (yang berkelas internasional). Jawaban yang saya terima sungguh mengejutkan: “Tidak bisa!”

Pakai tanda seru, karena para penyedia jasa transaksi keuangan itu begitu yakin, dana di PayPal itu tidak bisa dikirim ke rekening bank yang mereka kelola. Waduh!

Kiriman dana yang sudah saya terima, akhirnya tetap tersangkut di rekening PayPal — yang saya buka dengan setoran minimum $ 1,95.

Ada satu kendala ketika ingin mencairkan, yaitu saya tidak menemukan kode bank (bank code), yang diminta pada salah satu kolom untuk menarik dana (withdrawal).

Inilah, yang terutama saya tanyakan ke bank. Namun yang saya dapat adalah swift code, berupa rentetan delapan huruf. Sementara yang dimaksud adalah kode bank dengan tujuh angka. Bank Mandiri, bank terbesar di Indonesia dan Bank CIMB Niaga, bank berjejaring internasional milik Malaysia, yang saya hubungi tidak memiliki solusi, kecuali dengan begitu yakin menegaskan: “Tidak bisa, karena kami tidak bekerja sama dengan PayPal.”

Apakah dana sungguh tidak bisa dicairkan dari rekening tersebut? Setelah saya telusuri, ternyata menarik dana dari PayPal ke rekening bank lokal begitu mudah. Kuncinya hanya satu: kita harus membuka situs PayPal dalam bahasa Inggris, jangan bahasa Indonesia.

Seberapa mudah prosedurnya? Inilah langkah singkatnya:

1. Silakan login dan masuk ke Account.
undefined


2. Klik Withdraw.

3. Klik Withdraw Funds to Your Bank Account (kita ingin menarik dana ke bank lokal).



4. Isi formulir. Name on Account (nama di rekening PayPal harus sama persis dengan nama rekening bank lokal); Bank Name (yang menerbitkan rekening kita), Bank Code (kode bank).

5. Klik tulisan What’s This? di samping kolom yang harus diisi, dan daftar kode sejumlah bank pun akan muncul. Ini hanya perlu dilakukan ketika kali pertama, sebab untuk selanjutnya PayPal akan merekam kode bank. Jadi kita tinggal memasukkan nilai dana yang hendak ditransfer. Bila Anda ingin mengirim ke rekening bank berbeda, jangan lupa mengganti kode bank terlebih dahulu.



6.  Ingat, ketika akun PayPal dibuka dalam versi bahasa Indonesia, tidak akan keluar kode bank.

7. Setelah itu tinggal klik Continue.

Selesai. PayPal akan mengirim email sebagai pemberitahuan bahwa proses yang kita minta sudah dijalankan, sekaligus memberitahu bahwa dana akan masuk paling telat empat hari kerja. Pengalaman pribadi saya, cukup tiga hari kerja.

Demikian mudah. Entah apa yang terjadi dengan bank-bank besar beraset triliunan rupiah di Indonesia seperti yang saya hubungi itu. Mereka dengan mudahnya menjawab: “Tidak bisa!”

Ini mirip kalimat iklan sebuah partai politik, “Katakan tidak pada korupsi!” yang diteriakkan secara tegas dan yakin. Tapi belakangan kalau diingat-ingat justru menggelikan.

Herry Gunawan adalah mantan wartawan dan konsultan, kini sebagai penulis dan pendiri situs inspiratif: http://plasadana.com

Tidak ada komentar: